Pernah dengar atau lihat penggunaan batu untuk drainase di dasar pot?
katanya bisa mencegah overwatering, Mitos atau fakta nih?


Sebelum dimulai, mari kita samakan persepsi terlebih dahulu,. Apa itu batu drainase?

Penggunaan Batu drainase



Batu drainase adalah kerikil/batu berukuran sedang yang diletakan di bagian dasar pot tanaman yang tidak memiliki lubang drainase. Konon, kegunaannya adalah untuk memerangkap air di dasar pot dan mencegah pembusukan pada akar sukulen. Pembusukan dicegah dengan menghalangi pertemuan antara air yang ada di dasar pot dan media tanah tempat tumbuhnya sukulen.


Kurang lebih, kayak gitu lah konsep batu drainase yang diusung oleh para penggunanya. Terutama para penggiat terrarium. Sebagian mungkin memang hanya untuk estetika saya, sebagian lai percaya kalau batu drainase ini memang bermanfaat.

Sekilas, batu drainase memang tampak berguna. Bahkan di tahun pertama pemasaran, Little Garden pun melakukan hal yang sama. Pot perdana yang di jual berbentuk mug keramik tanpa ada lubang drainase. Memang, terlihat lucu dan custom-able sekali karena desain mug bisa di-request oleh customer. Namun, setelah lewat 6 bulan ternyata banyak sukulen yang membusuk. Penyebab utamanya adalah pembusukan akar. Padahal bagian bawah pot sudah ada batu kerikilnya.

Setelah diselidiki, ternyata batu drainase memang tidak memiliki ‘kegunaaan’ seperti yang diharapkan. Memang batu hias dapat memerangkap air, namun akar sukulen akan selalu tumbuh ke bawah, ada media tanah atau tidak. Akar sukulen yang memanjang ke bawah akan melewati media tanah untuk kemudian menempel di sela-sela batu drainase. Otomatis akar tersebut akan menempel pada air yang terperangkap di sela-sela batu drinase. Akibatnya, akar yang selalu basah ini akan segera membusuk.

Ingat, akar tidak bisa membedakan, mana media tanam, mana batu

Air yang terperangkap di dasar pot tidak akan mengering dalam waktu singkat. Meskipun hanya menyiram seminggu sekali dengan air yang sedikit, air akan tetap tersisa di dasar pot.

Tanpa lubang drainase, air akan tetap berada di dasar pot dan membuat media tanah diatasnya menjadi lembab. Panas cahaya matahari dan laju udara yang bisa membantu mempercepat pengeringan air akan terhalang oleh pot. Laju penyerapan air oleh akar sukulen pun relatif lambat sehingga media tanah didalam pot akan terlanjur lembab.

Sebagian hobiis mensiasati dengan mengurangi jumlah air yang diberikan atau dengan menggunakan spryer. Strategi untuk mencegah pembusukan ini malah berujung kekeringan pada sukulen. Air yang terlampau sedikit atau disemprotkan di bagian permukaan media seringkali tidak bisa mencapai akar, hanya membasahi bagian tubuh sukulen diatas permukaan saja. Itupun hanya berfungsi untuk mempersegar tampilan sukulen dan membershkan debu yang menempel saja. Akar akan tetap kering.

Agar sukulen bisa tumbuh dengan baik, diperlukan air yang cukup. Tidak kurang sehingga menyebabkan kekeringan dan tidak lebih sampai membuat medianya lembab. Hal ini tentu tidak dapat dicapai jika sukulen ditanam pada pot tanpa lubang drinase. Dengan atau tanpa batu drainase di dasar potnya.

So, untuk pertumbuhan optimal memang sebaiknya gunakan pot yang memiliki lubang drainase saja yaa. 




Berminat untuk mengadopsi Sukulen ? Untuk order silahkan klik
  

Lanjutkan membaca


>> Apa itu Overwatering?

>> Memilih media tanam untuk Sukulen