Diterbitkan pada: 10 November 2025

Mitos Batu Drainase di Pot Sukulen: Apakah Benar Membantu Mengalirkan Air?


Banyak pecinta tanaman hias, terutama yang baru mengenal dunia sukulen, percaya bahwa menaruh lapisan batu kerikil di dasar pot bisa membantu air cepat mengalir dan mencegah akar busuk. Tapi benarkah demikian? Apakah batu drainase benar-benar berfungsi sebagaimana yang kita kira?

Percaya atau tidak, fakta ilmiah justru berkata sebaliknya. Batu drainase yang selama ini dianggap penyelamat tanaman, ternyata bisa membahayakan akar sukulen jika digunakan dengan cara yang salah. Yuk, kita bahas mitos ini dengan cara yang santai tapi berdasarkan logika dan pengalaman para ahli tanaman!


Asal-Usul Mitos Batu Drainase

Sejak lama, banyak buku dan panduan menanam tradisional menyarankan untuk menambahkan lapisan kerikil di dasar pot. Alasannya sederhana: agar air tidak menggenang dan akar bisa bernapas. Konsep ini mungkin masuk akal secara logika, tetapi secara fisika tanah, hal tersebut justru berlawanan dengan kenyataan.

Beberapa ahli hortikultura menjelaskan bahwa air tidak langsung turun ke lapisan batu di bawah media. Sebaliknya, air justru akan menumpuk di batas antara tanah dan batu karena adanya fenomena yang disebut perbedaan tegangan kapiler.

Artinya, saat kamu menaruh batu di dasar pot, kamu sebenarnya sedang memindahkan zona basah ke area yang lebih tinggi — tepat di area akar tanaman. Akibatnya, risiko pembusukan akar justru meningkat.

Ilustrasi Penggunaan Batu Drainase


Bagaimana Air Bergerak di Dalam Pot

Untuk memahami masalah ini, kita perlu tahu sedikit tentang bagaimana air bergerak di dalam media tanam.

  • Air tidak hanya mengalir ke bawah karena gravitasi, tetapi juga karena tegangan permukaan dan kapilaritas tanah.
  • Ketika ada dua lapisan berbeda (misalnya tanah dan batu), air akan sulit melewati batas di antara keduanya.
  • Akibatnya, air menumpuk di atas lapisan batu sebelum akhirnya keluar dari lubang pot, menyebabkan bagian akar terlalu lembap.

Itulah alasan kenapa menambahkan batu di dasar pot sering kali justru memperburuk drainase alih-alih memperbaikinya.


Mengapa Mitos Ini Masih Populer?

Seperti banyak kebiasaan berkebun lainnya, mitos ini terus diwariskan karena “terlihat masuk akal” dan sudah dilakukan secara turun-temurun. Selain itu, lapisan batu memang membuat pot terlihat rapi dan menambah berat agar tidak mudah jatuh.

Namun, penampilan bukanlah segalanya. Dalam dunia sukulen, media tanam dan sirkulasi udara jauh lebih penting dibanding lapisan hias di dasar pot.


Apa yang Sebaiknya Dilakukan?

Daripada menaruh batu di dasar pot, ada beberapa langkah yang jauh lebih efektif untuk menjaga drainase dan mencegah akar busuk.

1. Gunakan Pot dengan Lubang Drainase

Ini adalah kunci utama. Sukulen sangat sensitif terhadap genangan air. Pot berlubang memastikan kelebihan air dapat keluar dengan cepat setelah disiram. Bila pot favoritmu tidak berlubang, kamu bisa menambahkan lapisan arang atau membuat lubang kecil di dasar pot.

2. Pilih Media Tanam yang Porous

Gunakan campuran tanah yang bisa cepat kering. Campuran ideal untuk sukulen biasanya terdiri dari:

  • 50% pasir kasar atau perlit
  • 30% tanah taman atau kompos halus
  • 20% batu apung atau sekam bakar

Kombinasi ini memungkinkan air mengalir lancar sekaligus memberikan ruang udara bagi akar untuk bernapas.

3. Siram Secara Bijak

Kebanyakan sukulen mati bukan karena kekeringan, tetapi karena kelebihan air. Gunakan metode “soak and dry” — siram sampai air keluar dari lubang pot, lalu biarkan kering sepenuhnya sebelum disiram lagi.

4. Gunakan Batu Hias di Permukaan, Bukan di Dasar

Kalau kamu ingin menambahkan elemen batu untuk keindahan, taruh di bagian atas media tanam. Batu di permukaan membantu menjaga kelembapan tetap stabil dan mencegah tanah terhempas saat disiram.


Batu Drainase vs Batu Dekoratif

Perlu dibedakan antara batu drainase (yang diletakkan di bawah) dan batu dekoratif (yang diletakkan di atas). Batu dekoratif memiliki fungsi estetika dan bisa membantu mempertahankan kelembapan di permukaan media tanpa mengganggu drainase.

Batu hias juga bisa menjadi pelindung tambahan dari serangan hama seperti nyamuk jamur (fungus gnat), yang suka bertelur di tanah lembap.


Eksperimen Sederhana untuk Membuktikan

Kamu bisa mencoba percobaan ini di rumah:

  1. Siapkan dua pot identik. Satu dengan lapisan batu di bawah, satu tanpa.
  2. Isi dengan media tanam yang sama dan siram dengan jumlah air sama.
  3. Amati mana yang lebih lama kering.

Hasilnya, pot dengan batu di bawah justru lebih lama kering karena air tertahan di atas lapisan batu. Eksperimen ini banyak dibuktikan oleh komunitas tanaman di berbagai forum hortikultura.


Alternatif Aman untuk Drainase Baik

  • Gunakan pot tanah liat atau terakota — bahan ini membantu penguapan air lebih cepat.
  • Gunakan media tanam ringan seperti perlit atau pumice untuk memperbaiki aerasi.
  • Pastikan pot tidak langsung menyentuh permukaan datar; gunakan tatakan berlubang agar air bisa keluar bebas.


Kesimpulan: Batu Drainase Adalah Mitos Lama

Faktanya, menaruh batu di dasar pot bukanlah solusi untuk masalah drainase — malah bisa memperburuk keadaan. Jika kamu ingin sukulen tumbuh sehat, kuncinya ada pada media tanam yang tepat, pot berlubang, dan penyiraman yang bijak.

Jadi, mulai sekarang kamu tak perlu repot lagi mencari batu untuk dasar pot. Cukup pastikan media tanammu berpori, potmu berlubang, dan jangan menyiram terlalu sering 🌵.


Artikel lain dari Succulentpedia: