Dipublikasikan pada: 22 November 2025

Kenapa Sukulen Bisa Memiliki Banyak Nama? Penjelasan Taksonomi, Sinonim, dan Alasan Perubahan Penamaan Ilmiah

Jika kamu sudah cukup lama mengoleksi tanaman sukulen, kamu mungkin pernah bingung kenapa satu jenis tanaman bisa memiliki dua atau bahkan lebih nama berbeda. Misalnya, tanaman yang dulu dikenal sebagai Echeveria setosa kini berubah menjadi Echeveria pulvinata, atau beberapa spesies Haworthia yang kemudian dipindahkan menjadi Haworthiopsis dan Tulista.

Bagi penghobi pemula, hal seperti ini bisa membuat bingung dalam proses identifikasi, perawatan, hingga pencarian referensi dan harga pasar. Artikel ini akan membahas secara lengkap dan mudah dipahami mengenai kenapa sukulen bisa memiliki banyak nama, bagaimana proses penamaan ilmiah dilakukan, serta apa saja penyebab umum terjadinya perubahan nama dalam dunia botani.



Apa Itu Nama Ilmiah dalam Dunia Botani?

Sebelum masuk ke alasan perubahan nama, kamu perlu memahami dulu bahwa setiap tanaman memiliki nama ilmiah, atau yang disebut scientific name. Nama ilmiah biasanya terdiri dari dua kata (binomial), misalnya:

  • Echeveria elegans
  • Crassula ovata
  • Aloe vera

Dua kata tersebut terdiri dari:

  1. Genus — kelompok besar tanaman yang memiliki karakter dasar serupa
  2. Spesies — identitas spesifik yang membedakan satu tanaman dari yang lain dalam genus tersebut

Penamaan ini mengikuti aturan internasional yang disebut International Code of Nomenclature for algae, fungi, and plants (ICN). Kode inilah yang menjadi standar baku bagi para ilmuwan untuk memberi nama, mengubah nama, atau menyinkronkan nama tanaman.


Mengapa Satu Sukulen Bisa Punya Banyak Nama?

Ada beberapa alasan umum mengapa satu tanaman sukulen bisa memiliki banyak nama berbeda. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Adanya Sinonim Botani (Nama Lama yang Diganti)

Dalam botani, sinonim adalah nama lain untuk tanaman yang sama. Sinonim biasanya muncul karena pada masa lalu ditemukan beberapa peneliti yang menamai tanaman tersebut secara terpisah tanpa mengetahui bahwa mereka sebenarnya sedang meneliti tanaman yang sama.

Contoh kasus:

  • Aloe barbadensis = Aloe vera
  • Crassula portulacea = Crassula ovata

Meskipun keduanya benar secara historis, ICN menentukan mana yang menjadi nama yang sah (accepted name), sedangkan sisanya menjadi sinonim.

2. Perubahan Klasifikasi Berdasarkan Riset Genetik Modern

Dunia botani terus berkembang. Dahulu, identifikasi tanaman dilakukan berdasarkan bentuk fisik (morfologi). Namun kini, para ilmuwan menggunakan analisis DNA modern untuk menilai hubungan antarspesies. Hasilnya, banyak genus yang kemudian dipecah atau digabung ulang karena struktur genetiknya berbeda dari dugaan awal.

Contoh:

  • Banyak Haworthia lama kini dipindahkan ke genus Haworthiopsis dan Tulista.
  • Beberapa tanaman yang dulu masuk genus Aloe kini dipindahkan ke Gonialoe, Kumara, atau Aristaloe.

Inilah salah satu penyebab terbesar kenapa nama sukulen sering berubah dari waktu ke waktu.

3. Penemuan Baru dari Habitat Asli

Tanaman yang sama bisa ditemukan di wilayah berbeda dengan karakter sedikit berbeda. Pada awalnya, para peneliti mungkin menganggapnya sebagai spesies baru, namun setelah dibandingkan kembali, ternyata hanya variasi dari tanaman yang sama.

Akibatnya, salah satu nama harus “dikalahkan” dan menjadi sinonim.

4. Kesalahan Identifikasi di Masa Lalu

Dalam sejarah botani, banyak nama diberikan berdasarkan sampel herbarium yang ternyata salah atau belum lengkap. Penelitian modern kemudian mengkoreksi kesalahan tersebut, sehingga nama yang benar diperbarui.

5. Hibrida, Mutasi, dan Kultivar yang Membingungkan

Beberapa sukulen mudah mengalami:

  • Mutasi (cont: variegata, cristata, monstrosa)
  • Hibrida (persilangan dua tanaman)
  • Kultivar (varietas hasil seleksi manusia)

Kadang, mutasi atau kultivar diberi nama dagang oleh penjual, sementara nama ilmiah resminya berbeda.

Contoh:

  • Haworthia cooperi var. truncata → “Haworthia Ice Lantern” (nama dagang)
  • Echeveria agavoides → “Lipstick” (nama kultivar)


Apa Dampaknya bagi Kolektor Sukulen?

Bagi kolektor pemula, perubahan nama bisa membuat bingung. Namun mengetahui alasan di balik perubahan penamaan ini justru membuat kita lebih memahami dunia tanaman secara lebih ilmiah.

Beberapa dampak positifnya:

  • Kamu bisa mengidentifikasi tanaman secara lebih akurat
  • Mudah menemukan referensi perawatan yang tepat
  • Memahami nilai pasar koleksi dengan lebih baik
  • Membedakan mana nama ilmiah dan mana nama dagang


Cara Mengecek Nama Ilmiah Sukulen yang Valid

Jika kamu ingin mencari nama ilmiah yang paling valid, gunakan sumber tepercaya seperti:


Tips untuk Kolektor Sukulen Pemula

  • Selalu cek sinonim sebelum membeli atau menjual tanaman
  • Gunakan nama ilmiah, bukan nama dagang, untuk keperluan identifikasi
  • Jika bingung, bandingkan foto dari sumber botani resmi
  • Pahami bahwa perubahan nama adalah hal wajar dalam botani


Kesimpulan

Satu sukulen bisa memiliki banyak nama karena faktor sejarah penamaan, perubahan klasifikasi genetik, sinonim ilmiah, kesalahan identifikasi, hingga perbedaan antar populasi. Ini adalah proses alami dalam dunia botani yang terus berkembang.

Dengan memahami cara kerja taksonomi, kamu bisa menjadi kolektor yang lebih teliti, lebih cerdas, dan lebih menghargai keunikan setiap tanaman dalam koleksi kamu.



FAQ – Pertanyaan Umum tentang Nama Sukulen

1. Apakah nama dagang sama dengan nama ilmiah?

Tidak. Nama dagang biasanya dibuat oleh penjual, sementara nama ilmiah ditetapkan oleh komunitas botani internasional.

2. Mengapa nama sukulen saya berbeda dengan yang ada di Google?

Karena perubahan klasifikasi atau karena kamu menemukan sinonim dari nama lama.

3. Apakah perubahan nama mempengaruhi cara perawatan?

Tidak secara langsung, tetapi mengetahui nama ilmiah memudahkan menemukan informasi perawatan yang benar.

4. Apa itu sinonim botani?

Sinonim adalah nama ilmiah alternatif untuk tanaman yang sama, biasanya muncul dari penemuan atau penamaan ganda di masa lalu.


Baca juga artikel menarik lainnya di Succulentpedia: